Cari

Wednesday, April 22, 2009

Jangan percaya lawyer,....

Pada suatu sore ada seorang lawyer kaya jalan-jalan dengan mobil mewahnya. Di perjalanan dia merasa heran melihat ada dua orang laki-laki sedang makan rumput di tepi jalan. Dia pun merasa heran melihat hal itu, dan memerintahkan sopirnya untuk berhenti. Kemudian dia keluar untuk memeriksanya.
Dia bertanya kepada salah seorang dari mereka, "Mengapa kalian makan rumput? '
"Kami tidak mempunyai uang untuk membeli makanan." Laki-laki tersebut menjawab, "Jadi kami harus makan rumput."
"Wow, maukah kamu ikut bersamaku dan datang ke rumahku, aku akan memberimu makan," kata Sang Lawyer.
"Tapi Pak, saya punya istri dan dua orang anak. Mereka di sana, yang di bawah pohon".
"Bawalah mereka bersama-sama," Lawyer itu menjawab .. Lalu dia berpaling ke laki-laki yang satunya,"Kamu juga ikutlah bersama kami," ujarnya.
Dengan suara pilu laki-laki tersebut menjawab, "Tapi tuan, saya juga mempunyai seorang istri dan enam orang-anak bersama saya! '
"Bawalah juga mereka semua," jawab Sang Lawyer.
Mereka semua masuk ke dalam mobil, dan duduk berdesakan walaupun ukuran mobil itu cukup besar.
Setelah mobil berjalan, salah satu laki-laki tersebut melihat kepada Sang Lawyer dan berkata, "Tuan, Anda sangat baik. Terima kasih telah membawa kami semua bersama Anda."
Sang Lawyer pun menjawab,"Aku senang melakukannya. Kalian pasti akan sangat menyukai rumahku. Di sana rumputnya sangat tinggi, hampir mencapai satu meter!"

"Dont trust lawyer!"

Sunday, April 12, 2009

Jangan terlalu cepat menilai

Ada seorang ayah yang mempunyai empat orang anak laki-laki. Dia ingin mengajarkan anak-anaknya agar mereka tidak terlalu cepat dalam menilai. Maka mereka masing-masing dikirim untuk sebuah pengamatan. Sang ayah mengirim mereka secara bergiliran untuk mengamati dan melihat sebuah pohon pir yang besar dan jaraknya sangat jauh dari rumah.

Anak pertama pergi di musim dingin, anak kedua di musim semi, anak ketiga di musim panas dan anak keempat di musim gugur..

Ketika mereka semua sudah pergi dan kembali lagi, Sang ayah memanggil mereka bersama-sama untuk menjelaskan apa yang telah mereka lihat.

Anak pertama mengatakan bahwa pohon itu jelek, bengkok dan membelit.

Anak yang kedua mengatakan, TIDAK, pohon itu tampak hijau dan penuh dengan kuncup yang bersemi.


Anak yang ke tiga tidak setuju, ia mengatakan pohon pir itu sarat dengan kumpulan bunga
yang harum dan tampak begitu indah. Itu adalah hal yang paling indah yang pernah dia lihat.

Anak yang terakhir tidak setuju dengan semua itu. Katanya pohon itu penuh dengan buah yang masak dan berjatuhan, dan hampir semuanya rontok.


Sang ayah kemudian menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa mereka semua benar, karena masing-masing dari mereka telah melihat pohon itu namun hanya pada satu musim di kehidupan pohon itu.

Dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat menilai sebuah pohon, atau seseorang, hanya berdasarkan satu keadaan saja, tetapi harus secara keseluruhan. Nilai mereka dapat dilihat dari kesenangan, sukacita, dan kasih sayang
dalam kehidupan mereka, yang hanya dapat diukur pada akhir, ketika semua musim atau fase kehidupan telah dilalui.